Duniamasa.com- Sejak semalam hingga dini hari Gunung Merapi muntahkan lava pijar sebanyak enam kali. Luncuran lava pijar itu terjadi dalam rentang waktu satu malam.
Dilansir dari laman Harianjogja.com, saat periode pengamatan Selasa (5/1/2021) pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB dan Rabu (6/1/2021) pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB jarak luncuran lava sekitar 400 meter mengarah ke barat daya.
Aktivitas guguran di Gunung Merapi terpantau masih tinggi. Pada hari Selasa (5/1/2021) dalam kurun waktu pukul 18.00 hingga 24.00 WIB tercatat 23 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 3-41 mm dan durasi 11-127 detik.
Baca juga: 13 Peradaban Tertua di Dunia yang Tercatat Dalam Sejarah
“Jarak luncur guguran diperkirakan maksimal 500 meter ke arah barat daya. Guguran Lava pijar empat dengan kali intensitas kecil arah kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 400 meter,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangannya.
Update Perkembangan Merapi, BPPKTG Live Report Via Twitter
Gunung Merapi muntahkan lava pijar dan sebabkan 23 gempa guguran terjadi. Lava pijar yang berguguran itu teramati dari kamera CCTV pada pukul 18.47 WIB dan 19.11 WIB dari Pos Babadan.
Kemudian lava pijar kembali meluncur terpantau dari CCTV Pos Kaliurang pada pukul 22.37 WIB dan 23.00 WIB. Dengan demikian pada periode pengamatan ini terjadi empat kali guguran lava pijar.
Baca juga: 4 Destinasi Wisata Dunia Menakjubkan, Menyimpan Banyak Keindahan
“Aktivitas guguran di Gunung #Merapi terpantau masih tinggi. Pada hari Selasa (5/1) pukul 18.00 hingga 24.00 WIB tercatat 23 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 3-41 mm dan durasi 11-127 detik. Jarak luncur guguran lava pijar diperkirakan maks. 500 m ke arah barat daya,” cuit akun Twitter Badan Geologi – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di @BPPTKG.
Sedangkan pada periode pengamatan Rabu (6/1/2021) antara pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB dilaporkan terjadi guguran lava pijar sebanyak dua kali dengan intensitas kecil.
Suara Guguran Lava Pijar Merapi Dilaporkan Masyarakat Setempat
Lava pijar yang termuntahkan itu mengarah ke Kali Krasak dengan jarak 400 meter.
Masyarakat juga melaporkan adanya suara guguran yang terjadi sebanyak dua kali dengan intensitas sedang, terpantau dari Pos Babadan.
Guguran lava pijar teramati dari kamera CCTV pada pukul 18.47 dan 19.11 WIB. Aktivitas guguran terdengar di Pos Babadan pada pukul 20.21 dan 22.00 WIB. Sedangkan Pos Kaliurang mengamati guguran lava pijar dan mendengar suara guguran pada pukul 22.37 dan 23.00 WIB.
Seiring terjadinya peningkatan aktivitas ini Gunung Merapi tetap berada dalam status Siaga (level III).
Baca juga: Lebih Dekat dengan Anoa Si Hewan Bertanduk
BPPTKG mengeluarkan rekomendasi pada warga tentang prakiraan daerah bahaya.
Dalam prakiraan itu daerah bahaya meliputi Sleman yang berada di Kecamatan Cangkringan terdiri atas Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo , Desa Umbulharjo.
Fase Erupsi Gunung Merapi di 2021
Ternyata apa yang terjadi pada Gunung Merapi saat ini telah memasuki fase erupsi 2021.
Hal tersebut disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam siaran informasi aktivitas terkini Gunung Merapi yang disampaikan secara daring pada Selasa (5/1/2021).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan jika sebelumnya Gunung Merapi telah mengalami fase erupsi pada tahun 2018 maupun tahun 2019.
Aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa hari ini mengalami peningkatan. Warga yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III dan masuk radius bahaya di Sleman kembali turun untuk mengungsi.
“Per tadi malam ada penambahan jadi 310 jiwa, karena memang ada informasi aktivitas Merapi naik terkait kegempaan, guguran itu naik signifikan,” kata Lurah Glagaharjo, Suroto, saat ditemui di barak pengungsian Balai Kalurahan Glagaharjo, Senin (4/1/2021) seperti dikutip dari detik.com.
Namun ternyata, meski ada penambahan, Suroto mengungkapkan ternyata banyak warga yang sudahbalik ke rumah. Mereka pulang ke rumah karena merasa sudah jenuh dua bulan lamanya mengungsi.
Kini pihak desa meminta mereka kembali ke pengungsian karena aktivitas Gunung Merapi yang naik.