Duniamasa.com – Pernah nggak sih Anda melihat begitu banyaknya bisnis online atau iklan yang ditayangkan online dan banyak berseliweran di beranda Facebook atau akun media sosial lainnya? Reseller atau dropshiper menjadi tawaran yang selalu gencar ditawarkan oleh pemilik bisnis online tersebut. Mungkin sebagian dari pengguna sosial media akan merasa risih, tetapi sebagiannya lagi penasaran bukan pada produknya tetapi pada bisnis yang ditawarkan.
Tapi sayangnya, tidak banyak yang tertarik karena terhalang oleh beberapa alasan. Namun dari sekian banyak alasan, modal adalah alasan utama yang biasa dilontarkan oleh mereka yang penasaran dengan bisnis online tersebut. Padahal kalau Anda tahu dengan pasti perbedaan dari keduanya, sudah pasti kegiatan bisnis bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan modal yang dimiliki, bahkan tanpa modal sekalipun bisnis online juga tetap bisa Anda lakoni.
Tidak harus menjadi seller atau suplier, kalau bisa menjadi reseller atau dropshiper masih bisa mendapatkan keuntungan kenapa nggak, iyakan? Nah oleh karena itu sebaiknya Anda pahami dulu dengan baik perbedaan dari reseller maupun dropshiper, meskipun tujuannya sama yakni mendapatkan keuntungan, namun proses dan cara kerjanya ternyata cukup berbeda. Penasaran? Yuk simak ulasannya!
Perbedaan Reseller atau Dropshiper
Berikut adalah perbedaan antara reseller maupun dropshiper yang bisa Anda pelajari, sebelum akhirnya memutuskan memilih yang mana. Yuk simak baik-baik!
Reseller

Menurut dari bahasanya ada dua kata yang tergabung, yakni Re = kembali, Seller = Penjual. Jadi kalau digabungkan kedua kata tersebut, maka bisa diartikan menjadi reseller adalah orang yang menjual kembali. Dan reseller juga membeli barang atau produk dari distributor atau supplier dengan harga yang lebih murah ketimbang harga jual pada konsumen lainnya, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari penjualan produk yang di pasarkan distributor atau supplier.
Dropshiper

Sedangkan dropshiper sendiri sebenarnya sama dengan reseller, hanya seperti yang dijelaskan di atas tadi berbeda dari stock barangnya saja. Maksudnya, kalau reseller harus mempunyai modal walau sedikit untuk menyimpan barang, sedangkan dropshiper tidak. Karena biasanya kerja seorang dropshiper hanya mengandalkan brosur atau katalog produk yang nantinya akan ditawarkan kepada calon customer.
Selebihnya semuanya sama, menjadi reseller atau dropshiper adalah kegiatan pemasaran yang sama-sama mencari sebuah keutungan dari barang atau produk yang pasarkan. Dan harga yang diberikan oleh distributor atau supplier akan sama rendahnya untuk tiap produk yang berhasil mereka (reseller maupun dropshiper) jual.
Jadi, mana pilihan yang akan Anda pilih? Reseller yang membutuhkan modal sedikit untuk stock barang, atau dropshiper yang hanya mengandalkan katalog. Tapi dengan tujuan yang sama, yakni mencari untung.